Wednesday 10 August 2016

Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

        Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Nama kecil Beliau adalah Muhammad Darwisy dan setelah menunaikan ibadah haji, sesuai kebiasaan saat itu orang yang sudah menunaikan haji biasanya mengganti nama kecilnya, maka beliau mengganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Karena Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan dan mengurusi masalah agama, maka mendapat sebutan Kyai. Selain itu Beliau juga seorang pedagang.
        Nama Muhammadiyah diambil dari nama Nabi Muhammad SAW ditambah –iyah (Muhammad+iyah) yang berarti pengikut, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Maksud dan tujuan Muhammadiyah didirikan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan karena pendalaman Beliau terhadap Al Qur’an terutama surat Ali Imron ayat 104. yang artinya :
dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
         Selain itu KH. Ahmad Dahlan melihat bahwa pelaksanaan ajaran-ajaran Islam oleh umat Islam sendiri sudah banyak menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Penyimpangan ini berupa maraknya Tahayul, Bid’ah dan Churofat (TBC) dalam kehidupan beragama umat Islam Indonesia sehari-hari. TBC telah menyebabkan kehidupan umat Islam Indonesia menjadi tidak berkembang dan tertinggal karena umat Islam lebih fokus dalam dalam melaksanakan tradisi-tradisi yang tidak diajarkan dalam syari’at Islam dan tercemari kepercayaannya. Lalu apa itu TBC ? 
    Tahayul :
       Kata tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna reka-rekaan, persangkaan, dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis.
Contoh dari tahayul antara lain percaya kepada benda-benda seperti keris, tombak, jimat dan lain-lain mempunyai tuah (manfaat) untuk sesuatu. Atau bisa juga percaya bahwa benda-benda tersebut bisa mencelekai seseorang karena kekuatan benda-benda tersebut. Percaya terhadap makhluk-makhluk halus jin dan setan mampu memberi manfaat atau madharat (kecelakaan/kesialan) bagi manusia. 
  Bid’ah :
       Arti bid’ah menurut bahasa ialah segala macam apa saja yang baru, atau mengadakan sesuatu yang tidak berdasarkan contoh yang sudah ada. Sedangkan arti bid’ah secara istilah adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama Islam yang tidak dijumpai keteranganya dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.
Macam-macam bid’ah
Bila dilihat dari segi ushul fikih (kaidah-kaidah hukum Islam) bid’ah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Bid’ah dalam ibadah saja, yaitu segala sesuatu yang diada-adakan dalam soal ibadah kepada Allah swt yang tidak ada contohnya sama sekali dari rasulullah baik dengan cara mengurangi atau menambah-nambah aturan yang sudah ada. Contoh melakukan sholat dhuhur 5 rakaat, padahal aturannya 4 rakaat.
Bid’ah meliputi segala urusan yang sengaja diada-adakan dalam agama, baik yang berkaitan dengan urusan ibadah, aqidah maupun adat. Perbuatan yang diada-adakan itu seakan-akan urusan agama, yang dipandang menyamai syari’at Islam, sehingga mengerjakanya sama dengan mengerjakan agama itu sendiri. Contoh adalah tradisi tahlilan, yasinan dan nyadran yang merupakan tradisi sudah dianggap sebagai suatu ibadah. Karena sudah mendarah daging bahkan banyak yang mewajibkan tradisi tahlilan sebagai satu rangkaian prosesi yang harus dilakukan ketika ada kematian.
   Khurafat
          Kata khurafat berasal dari bahasa arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda, kisah, cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk akal, atau akidah yang tidak benar. Mengingat dongeng, cerita, kisah dan hal-hal yang tidak masuk akal di atas umumnya menarik dan mempesona, maka khurafat juga disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, cerita bohong yang menarik dan mempesona.
        Sedangkan secara istilah, khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan, pandangan dan ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki dasar dari agama. Dengan demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan dan keyakinan apa saja yang dipastikan ketidakbenaranya atau yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori khurafat.
Selain itu ada latar belakang lainnya yaitu :
  1. 1.      Tidak ada lembaga pendidikan Islam yang memadai
  2. 2.      Kelemahan kepemimpinan Islam
  3. 3.      Meningkatnya misi agama lain ke Indonesia
  4. 4.      Tekanan dunia Barat terutama Belanda ke Indonesia           
  5. 5.      Pengaruh dari gerakan pembaharuan dalam dunia Islam

No comments:

Post a Comment